Pendidikan seks sebaiknya lebih memperhatikan gambar. Itu disebabkan remaja kerap berpikir tentang seks adalah hal tabu. Akibatnya, mereka terjebak dengan hal yang berkaitan dengan pornografi.
Dengan menghadirkan materi pendidikan seks yang memperhatikan gambar dan grafis, maka itu akan mengurangi anak-anak untuk bereksperimen dalam hal seks. Kesimpulan itu setelah para peneliti dari London School of Hygiene and Tropical Medicine (LSHTM) dan Universitas University College London menemukan perubahan gaya hidup seks pada generasi milenial.
Para peneliti menemukan kalau remaja berusia 16-24 tahun lebih mudah mengakses situs porno di internet dibandingkan generasi sebelumnya.
“Pendidikan seks dan cinta harus diperbaharui. Itu harus mengikuti tren dan realitas kehidupan seks,” ujar Ruth Lewis, peneliti dari LSHTM, dilansir Telegraph pada Rabu (21/11).
Di Inggris, dalam survei terbaru menunjukkan remaja telah beruhubungan seks pada usia 14 tahun. Para gadis telah telah kehilangan keperawanan pada usia 16 tahun. Dibandingkan dengan tahun 1950, di mana perempuan kehilangan keperawanan pada usia 20 tahun, dan remaja pertama kali berhubungan seks pada usia 19 tahun.
“Perubahan gaya hidup itu konsisten dengan pengalaman seks anak muda. Mereka tidak lagi kaget dengan perubahan konteks sosial dan meningkatnya pengaruh perilaku seks,” ujar Kaye Wellings, profesor seksual dan reproduksi kesehatan di LSHTM.
EKI
No comments:
Post a Comment