Cikal bakal dari blog ini. |
Ketika kau keluar dari ruang operasi dalam gendongan perawat, semangat seorang ayah terasa bergelora tak tentu, tapi ketika ku melihat mu menangis kecil seperti merintih seketika gelora itu sirna berganti cemas dan resah. Apalagi ketika sampai diruang perawatan, lemas, sedih, hancur, kecewa ketika si perawat mengatakan keaadaan mu berat. Dalam hati kubertanya: "Apakah gerangan Ya Allah, bukankah selama istriku mengandung, bayi mungilku tak menunjukkan tanda-tanda keanehan, geraknya aktif saat dalam kandungan, kondisinya sehat ketika cek kandungan ke dokter". Detik demi detik berlalu dan tatapan mataku tak pernah lepas dari bayi mungil harapanku yg terbaring lemah dengan infus, dan batuan alat pernafasan yang membuat seorang laki-laki keras kepala ini menangis.
Setelah bebrapa waktu lamanya aku baru sanggup kembali menulis kisah nyata ini, terhenti rasa, terhenti semua hidupku atas apa yang terjadi. Sungguh aku tak sanggup. satu hal yang pasti... kepergian anakku cukup jadi kisah dalam hidupku yang akan selalu menjadi kelam dalam hidupku walau sebenarnya cerah. SELAMAT JALAN WAHAI ANAKKU, TENANG KAU DISANA, PELUKKU TELAH BERGANTI MENJADI PELUK PENCIPTA YANG SANGAT-SANGAT LEBIH SAYANG KEPADAMU. SUNGGUH PENDERITAANMU MENAHAN SEMUA RASA SAKIT DIDUNI TELAH MENJADI KESENANGAN ENGKAU TANPA HARUS MENGHADAPI KEMUNAFIKAN DAN KEHANCURAN DUNIA. DAN AKU AYAHMU AKAN SELALU MENANGGUNG BEBAN RINDU... I LOVE YOU MUHAMMAD ADRIAN RAFLESIA..