Banyak orang menganggap sama antara penyakit mag dan GERD. Padahal, sangat berbeda meski gangguan sama-sama bermula dari lambung. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah kondisi di mana asam lambung bisa naik ke kerongkongan, berbeda dengan mag yang lingkupnya masih pada area lambung saja.
"Kalau asam lambung naik sampai ke atas, dada akan terasa seperti terbakar atau heartburn dan mulut menjadi pahit atau regurgitasi," ujar gastroenterologist Ari Fahrial Syam dalam peluncuran aplikasi GERDQ, Kamis, 16 November 2017.
Baca Juga :
- Ini Penjelasan Ilmiah Soal Kerokan
- Jangan Biarkan Insomnia Menyerang, Efeknya Mengerikan!
- Jika Terserang Angin Duduk. Segera Lakukan Ini!!!!
- Kenali Penyebab dan Gejala Paru-Paru Basah yang Bisa Membahayakan
- Konsumsi Makanan Kedaluwarsa, Apa Efeknya untuk Kesehatan Tubuh?
- Mandi Malam Bikin Rematik, Benarkah?
- Mengetahui Lambang Pada Kemasan Obat!
- Sariawan Hilang dalam sekejab dengan cara ini!!!
- Tanpa Disadari 5 Penyebab Berat Badan Bertambah
Beberapa gejala lain yang umumnya mengikuti GERD adalah mual, tidur terganggu, dan ketergantungan pada obat antisida untuk meredam gangguan tersebut.
Menurut ketua Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI) tersebut, umumnya penderita baru memeriksakan gangguan yang dialami setelah berjalan cukup lama, sekitar 10 tahun kemudian. Padahal, bila dibiarkan, bisa muncul luka di lambung dan berujung pada kanker kerongkongan.
"Meskipun kecil presentasenya, ada beberapa laporan yang menyebutkan bahwa pasien kanker kerongkongan berawal dari GERD."
Selain kanker, beberapa penyakit akibat GERD yang semakin parah adalah batuk laringitis, asma, erosi pada gigi, sinusitis, hingga infeksi pada telinga.
Oleh karena itu, tindakan gaya hidup sehat sangat diperlukan sebagai langkah preventif, seperti tidur cukup dan pengaturan berat badan.
"Hindari makanan pedas dan asam sebelum tidur agar tak mengganggu. Makanan berlemak juga dibatasi," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment